Di era modern seperti
saat di media sosial sudah berubah tidak hanya sebagai situs fasilitas
komunikasi online namun juga sebagai jembatan dalam berbagai kegiatan masyarakat
maya. Mulai dari keperluan bisnis hingga membentuk komunitas semuanya bisa
dilakukan melalui media sosial seperti Facebook, Twitter,
Instagram, Path, Line, Snapchat, Linked In,
Skype, Tagged, We Chat, Kakao Talk maupun situs media sosial lainnya.
Namun tahukah bahwa
mempunyai kebiasaan mengakses situs media sosial selama berjam-jam dalam sehari
bisa menjadi indikasi bahwa kita sedang mengalami masa depresi atau mengalami
kesepian. Hal ini secara resmi diungkap oleh kelompok peneliti dari Kanada
lewat sebuah studi terhadap pengaruh penggunaan media sosial. Hasilnya ternyata mayoritas pengguna media sosial yang notabenenya
masih tergolong usia muda, mengalami masalah berat atau pun depresi dalam
berbagai bentuk. Menurut beberapa sumber yang saya dapati di Internet tentang
penggunaan berlebih media sosial memiliki dampak yang kurang baik bagi user
yang sering menggunakannya dalam intensitas melebihi batas normal. Dampak
tersebut yaitu :
·
Kecanduan dan tidak mengenal waktu, Orang yang sudah asyik
bermain media sosial susah lepas untuk dihentikan. Terutama untuk para remaja
yang masih belum bisa memprioritaskan mana yang harus dikerjakan mana yang
tidak harus dikerjakan. Mereka akan mudah tercandu dengan serunya aplikasi
media sosial hingga lupa terhadap waktu. Dengan begitu mereka akan lupa untuk
mengerjakan hal-hal yang penting yang justru malah digunakan untuk bersosial media.
·
Tidak Peduli dengan Sekitar, Kebanyakan orang saat sudah
merasakan asyiknya online menjadi tidak peduli dengan lingkungan sekitar, entah
itu pada saudara, orangtua atau teman. Bahkan, dengan dirinya sendiri pun lupa.
Tidak peduli orangtua sedang repot butuh bantuan, tidak peduli lantai kotor dan
harus disapu, tidak peduli sudah menjalankan ibadah sholat atau belum dan masih
banyak lagi ketidak pedulian mereka disaat sedang asyik di dunia maya.
· Kurang sosialisasi dengan lingkungan, Jika diperhatikan banyak remaja sekarang yang tidak akrab
dengan tetangga sekitar. Mereka cenderung asyik mengurung diri di kamar
memainkan jari jemarinya di keyboard komputer atau keypad handphone mereka.
Sehingga kebiasaan ini menyebabkan mereka menjadi tidak dikenal di masyarakat,
tidak mengetahui ada info apa di lingkungan sekitar dan sebagainya.
· Menghamburkan uang, Rata-rata bagi mereka yang
kecanduan media sosial selalu menjaga pulsanya demi bisa bermedia sosial ria.
Banyak juga remaja sekarang yang lebih memilih pulsanya didaftarkan untuk paket
internet daripada untuk menelpon atau sms keluarga. Sekarang sekitar 50 000
rupiah minimal biaya yang dibutuhkan untuk 1 bulan paket internet. Itupun belum
termasuk biaya sms dan telepon. Bagaimana dengan keuangan anak remaja yang masih
duduk dibangku sekolah ? tidakah itu terlalu memberatkan? Ya mungkin sangat
memberatkan bagi sebagian masyarakat. Orang tua akhirnya perlu mengeluarkan
biaya yang lebih lagi untuk putra putrinya.
· Mengganggu kesehatan, Mereka yang sedang asyik di media
sosial cenderung suka tidur larut malam dan melupakan perutnya sudah terisi
makanan atau belum. Sudah tentu hal ini menyebabkan daya tahan tubuh menjadi
lemah sehingga mudah terserang penyakit.
·
Malas Belajar, Jika terlalu asyik bermain
menggunakan sosial media menyebabkan malas untuk membuka kembali buku pelajaran
sekolah atau kuliah. Saat ingin mengerjakan tugas sekolah atau kuliah pun
inginnya segera cepat karena sudah terfokus dengan sosial media. Alhasil kualitas
daya belajar mereka pun menurun akibat penggunaan yang berlebihan.
Media sosial
berfungsi sebagai alat komunikasi dan pencari informasi jika memang dibutuhkan,
namun hal tersebut bisa berubah fungsi 360 derajat menjadi sebuah `pengisi
dahaga` penggunanya ketika sedang kesepian.
Jika
kondisi ini dibiarkan terus berlarut, kemungkinan akan adanya depresi tingkat
lanjut sangat mungkin terjadi. Jika memang sampai pada tahap tersebut,
risikonya bisa sampai menyebabkan depresi berat, tindakan bunuh diri ataupun
cyberbullying.
Sudah seharusnya fungsi dari media sosial dibatasi.
Selagi masih ada waktu dan belum terlambat, kini peran orang tua yang harus
mengawasi anak mereka agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
No comments:
Post a Comment