Hell Yeah Pointer 9

Saturday, April 22, 2017

Penggunaan Berlebih Media Sosial

Di era modern seperti saat di media sosial sudah berubah tidak hanya sebagai situs fasilitas komunikasi online namun juga sebagai jembatan dalam berbagai kegiatan masyarakat maya. Mulai dari keperluan bisnis hingga membentuk komunitas semuanya bisa dilakukan melalui media sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram, Path, Line, Snapchat, Linked In, Skype, Tagged, We Chat, Kakao Talk maupun situs media sosial lainnya.
Namun tahukah bahwa mempunyai kebiasaan mengakses situs media sosial selama berjam-jam dalam sehari bisa menjadi indikasi bahwa kita sedang mengalami masa depresi atau mengalami kesepian. Hal ini secara resmi diungkap oleh kelompok peneliti dari Kanada lewat sebuah studi terhadap pengaruh penggunaan media sosial. Hasilnya ternyata mayoritas pengguna media sosial yang notabenenya masih tergolong usia muda, mengalami masalah berat atau pun depresi dalam berbagai bentuk. Menurut beberapa sumber yang saya dapati di Internet tentang penggunaan berlebih media sosial memiliki dampak yang kurang baik bagi user yang sering menggunakannya dalam intensitas melebihi batas normal. Dampak tersebut yaitu :
·    Kecanduan dan tidak mengenal waktu, Orang yang sudah asyik bermain media sosial susah lepas untuk dihentikan. Terutama untuk para remaja yang masih belum bisa memprioritaskan mana yang harus dikerjakan mana yang tidak harus dikerjakan. Mereka akan mudah tercandu dengan serunya aplikasi media sosial hingga lupa terhadap waktu. Dengan begitu mereka akan lupa untuk mengerjakan hal-hal yang penting yang justru malah digunakan untuk bersosial media.
·    Tidak Peduli dengan Sekitar, Kebanyakan orang saat sudah merasakan asyiknya online menjadi tidak peduli dengan lingkungan sekitar, entah itu pada saudara, orangtua atau teman. Bahkan, dengan dirinya sendiri pun lupa. Tidak peduli orangtua sedang repot butuh bantuan, tidak peduli lantai kotor dan harus disapu, tidak peduli sudah menjalankan ibadah sholat atau belum dan masih banyak lagi ketidak pedulian mereka disaat sedang asyik di dunia maya.
·  Kurang sosialisasi dengan lingkungan, Jika diperhatikan banyak remaja sekarang yang tidak akrab dengan tetangga sekitar. Mereka cenderung asyik mengurung diri di kamar memainkan jari jemarinya di keyboard komputer atau keypad handphone mereka. Sehingga kebiasaan ini menyebabkan mereka menjadi tidak dikenal di masyarakat, tidak mengetahui ada info apa di lingkungan sekitar dan sebagainya.
·  Menghamburkan uang, Rata-rata bagi mereka yang kecanduan media sosial selalu menjaga pulsanya demi bisa bermedia sosial ria. Banyak juga remaja sekarang yang lebih memilih pulsanya didaftarkan untuk paket internet daripada untuk menelpon atau sms keluarga. Sekarang sekitar 50 000 rupiah minimal biaya yang dibutuhkan untuk 1 bulan paket internet. Itupun belum termasuk biaya sms dan telepon. Bagaimana dengan keuangan anak remaja yang masih duduk dibangku sekolah ? tidakah itu terlalu memberatkan? Ya mungkin sangat memberatkan bagi sebagian masyarakat. Orang tua akhirnya perlu mengeluarkan biaya yang lebih lagi untuk putra putrinya.
·   Mengganggu kesehatan, Mereka yang sedang asyik di media sosial cenderung suka tidur larut malam dan melupakan perutnya sudah terisi makanan atau belum. Sudah tentu hal ini menyebabkan daya tahan tubuh menjadi lemah sehingga mudah terserang penyakit.
·    Malas Belajar, Jika terlalu asyik bermain menggunakan sosial media menyebabkan malas untuk membuka kembali buku pelajaran sekolah atau kuliah. Saat ingin mengerjakan tugas sekolah atau kuliah pun inginnya segera cepat karena sudah terfokus dengan sosial media. Alhasil kualitas daya belajar mereka pun menurun akibat penggunaan yang berlebihan.

Media sosial berfungsi sebagai alat komunikasi dan pencari informasi jika memang dibutuhkan, namun hal tersebut bisa berubah fungsi 360 derajat menjadi sebuah `pengisi dahaga` penggunanya ketika sedang kesepian.
Jika kondisi ini dibiarkan terus berlarut, kemungkinan akan adanya depresi tingkat lanjut sangat mungkin terjadi. Jika memang sampai pada tahap tersebut, risikonya bisa sampai menyebabkan depresi berat, tindakan bunuh diri ataupun cyberbullying.

Sudah seharusnya fungsi dari media sosial dibatasi. Selagi masih ada waktu dan belum terlambat, kini peran orang tua yang harus mengawasi anak mereka agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

No comments:

Post a Comment

PERSONAL STYLE INVENTORY (PSI)

PERSONAL STYLE INVENTORY (PSI) Tujuan              : Untuk mengukur sosiotropi dan otonomi dalam depresi. Deskripsi         : PSI adalah...