Hell Yeah Pointer 9

Saturday, August 8, 2020

Contoh Laporan LAB Kognitif - Feature Detection

Laporan Lab Kognitif Psikologi Gunadarma by Fadhel Kusuma

I. Teori Feature Detection

Menurut Alexander A S Gunawan et al. (dalam Jurnal Matematika dan Statistik, 2013), Fitur Deteksi adalah metode untuk mengambil informasi abstrak yang disebut fitur pada sebuah citra dan membandingkan apakah fitur tersebut ada pada citra yang lain atau tidak.

Menurut Paul Rookes dan Jane Wilson (2000), teori-teori pendeteksian fitur hanya sekumpulan fitur yang ditemukan dalam suatu stimulus, tetapi mereka tidak menggambarkan hubungan antara fitur dan bagian-bagian dari objek.

Menurut Selfridge dan Norman (dalam Friedenberg dan Silverman, 2006) model pendeteksian fitur yang paling dikenal disebut model Pandemonium. Itu mendapat namanya dari mental kecil ''Demons'' yang mewakili unit pemrosesan. Demons ini '' berteriak '' selama ketika merekognisi prosesnya.

Jadi Salah satu model pendeteksian fitur yang sangat dikenal adalah Pandemonium. Fitur deteksi sendiri memiliki pengertian yaitu metode atau cara pendeteksian yang dilakukan untuk mengambil gambar, informasi yang ditemukan dalam suatu stimulus tetapi tidak menggambarkan hubungan antara fitur dan bagian lainnya.


II. Tujuan

Tujuan dari diadakannya praktikum yang mempelajari tentang Feature Detection yaitu dapat mendeteksi dan mengidentifikasi fitur-fitur spesifik suatu stimulus dalam suatu lingkungan atau satu kesatuan yang sama.


III. Point Of View

Praktikum ini penting untuk diikuti dikarenakan dengan mempelajari Feature Detection kita dapat membedakan, mendeteksi dan mengidentifikasi fitur-fitur yang spesifik suatu stimulus dalam lingkungan kita, seperti dalam kehidupan sehari-hari ketika kita pergi ke pasar untuk membeli sebuah pisang, untuk mengetahui mana kualitas pisang yang baik kita dapat membedakan beberapa warna pisang tersebut melalui penglihatan kita. Pasti diantara tumpukkan buah pisang, ada beberapa yang berwarna kuning bersih tanpa adanya warna gelap yang berarti menandakan pisang sudah akan membusuk dalam jangka waktu tertentu.

IV. Pelaksanaan

A. Langkah-langkah

1. Part 1

a. Sebelum melakukan input di part 1 yang harus dilakukan adalah mematikan part 2 dan 3 dengan cara mengklik tanda seperti saklar lampu. Jika sudah kembali ke part 1.

b. Pada kotak paling kiri yang bertuliskan Target diubah menjadi p (kecil), pada kotak tengah yang bertuliskan Distractor 1 diubah menjadi q (kecil), lalu pada kotak paling kanan yang bertuliskan Distractor 2 diubah menjadi b (kecil).
 
c. Setelah itu klik File → Start → Start with Auto Logging

d. Setelah melakukan langkah-langkah diatas, muncul instruksi tentang cara pengerjaan. Lalu dibawah tulisan instruksi klik Continue kemudian klik Start Trial.

e. Jika target ada klik Present, Jika tidak ada klik Absent. Setelah klik salah satunya maka akan muncul hasilnya yaitu berupa Correct atau Incorrect dengan keterangan waktunya.

2. Part 2

a. Sebelum melakukan input di part 2 yang harus dilakukan adalah mematikan part 1 dan 3 dengan cara mengklik tanda seperti saklar lampu. Jika sudah kembali ke part 2.

b. Pada kotak paling kiri yang bertuliskan Target diubah menjadi p (kecil) dan diubah colour menjadi warna pink, pada kotak tengah yang bertuliskan Distractor 1 diubah menjadi q (kecil) dan diubah colour menjadi cokelat atau merah marun, lalu pada kotak paling kanan yang bertuliskan Distractor 2 diubah menjadi b (kecil) dan diubah colour menjadi oranye.

c. Setelah itu klik File → Start → Start without Auto Logging

d. Setelah melakukan langkah-langkah diatas, muncul instruksi tentang cara pengerjaan. Lalu dibawah tulisan instruksi klik Continue kemudian klik Start Trial.

e. Jika target ada klik Present, Jika tidak ada klik Absent. Setelah klik salah satunya maka akan muncul hasilnya yaitu berupa Correct atau Incorrect dengan keterangan waktunya.

3. Part 3

a. Sebelum melakukan input di part 3 yang harus dilakukan adalah mematikan part 1 dan 2 dengan cara mengklik tanda seperti saklar lampu. Jika sudah kembali ke part 3.

b. Pada kotak paling kiri yang bertuliskan Target diubah menjadi p (kecil) dan diubah colour menjadi warna pink lalu untuk font diubah menjadi Arial dan font style diubah menjadi Bold Italic, pada kotak tengah yang bertuliskan Distractor 1 diubah menjadi q (kecil) dan diubah colour menjadi cokelat atau merah marun lalu untuk font diubah menjadi Arial dan font style diubah menjadi Italic, lalu pada kotak paling kanan yang bertuliskan Distractor 2 diubah menjadi b (kecil) dan diubah colour menjadi oranye lalu untuk font diubah menjadi Arial dan font style diubah menjadi Bold.

c. Setelah itu klik File → Start → Start with Auto Logging

d. Setelah melakukan langkah-langkah diatas, muncul instruksi tentang cara pengerjaan. Lalu dibawah tulisan instruksi klik Continue kemudian klik Start Trial.

e. Jika target ada klik Present, Jika tidak ada klik Absent. Setelah klik salah satunya maka akan muncul hasilnya yaitu berupa Correct atau Incorrect dengan keterangan waktunya.

4. Hasil

Setelah mengikuti semua tahapan-tahapan yang telah diinstruksikan oleh tutor, maka didapatkan hasil sebagai berikut :

Part 1:                      Part 2:                    Part 3:

Correct 4008 msec Correct 6262 msec Correct 3348 msec

Correct 7801 msec Correct 4398 msec Correct 2363 msec

Incorrect 2957 msec Correct 4941 msec Correct 5879 msec

Correct 3289 msec Correct 3789 msec Correct 2641 msec

Correct 5438 msec Correct 5328 msec Correct 2691 msec

Correct 9719 msec Correct 4230 msec Correct 13957 msec

Correct 3348 msec Correct 3508 msec Correct 3520 msec

Correct 4832 msec


V. Jurnal Terkait

Pendeteksian Rambu Lalu Lintas Dengan Algoritma Speeded Up Robust Features (Surf)

Kesimpulan jurnal :

Program aplikasi yang dibangun berdasarkan algoritma SURF miliki ketepatan dalam waktu pendeteksian rambu lalu lintas yang dapat dikenali dengan cepat yaitu waktu rata-rata pengenalan sebesar 101,2 milidetik. Selain itu algoritma ini dapat mendeteksi dalam berbagai ukuran dan sudut yang ditolerir, dan bahkan memiliki kemampuan diskriminasi yang baik jika terdapat benda-benda lainnya disamping rambu lalu lintas tersebut. Adapun kegagalan deteksi rambu lalu lintas disebabkan oleh citra digital kurang jelas dan citra rambu lalu lintas terlalu kecil atau terlalu mengalami deformasi perspektif sehingga tidak dapat dideteksi komponen-komponen penyusunnya. Dengan menggunakan aplikasi Cognitive and Perception version 3 (CP3) kita dapat mengenali target melalui fitur deteksi pada aplikasi tersebut dan mendapatkan hasil benar atau tidaknya dengan dilengkapi keterangan waktu. Hal ini sudah dijelaskan pada teori pengertian fitur deteksi menurut Alexander A S Gunawan et al. (dalam Jurnal Matematika dan Statistik, 2013).


VI. Kesimpulan

Dengan adanya praktikum yang mempelajari tentang Feature Detection saya dapat menyimpulkan bahwa dapat mendeteksi dan mengidentifikasi fiturfitur spesifik yang ditemukan dalam suatu stimulus tetapi tidak menggambarkan hubungan antara fitur dan bagian lainnya seperti yang sudah dijelaskan pada kesimpulan teori melalui tiga tokoh yaitu Alexander A S Gunawan et al. (dalam Jurnal Matematika dan Statistik, 2013), Paul Rookes dan Jane Wilson (2000) dan Selfridge dan Norman (dalam Friedenberg dan Silverman, 2006) melalui aplikasi Cognitive and Perception version 3 (CP3). Dengan menggunakan aplikasi tersebut kita dapat mengenali objek atau target minoritas diantara mayoritas yang sebelumnya sudah diinput dengan cara membedakan objek atau target yang berupa huruf, warna huruf dan font style. Setelah kita berhasil membedakannya maka akan keluar hasilnya berupa keterangan “correct” dan “incorrect” dengan keterangan waktunya.



DAFTAR PUSTAKA

Alexander, G., et al. 2013. Pendektesian rambu lalu lintas dengan algoritma speeded up robust features (SURF), Jurnal Mat Stat, 13, 91-96.

Friedenberg, P., Silverman, G. (2006). Cognitive science “a introduction to the study of mind”. London: SAGE Publications.

Rookes, P., Willson, J. (2000). Perception theory, development and organisation. London: Routledge.

Friday, January 17, 2020

#SIP Perancangan Aplikasi Alat Tes Psikologi


BAB I
LATAR BELAKANG 

A. Sejarah Tes Pauli


Pauli test atau tes koran merupakan salah satu bentuk psikotest yang populer dan banyak digunakan pada proses rekruitmen atau penerimaan karyawan. Pauli test dikembangkan oleh Richard Pauli pada tahun 1938 yang merupakan bentuk pengembangan dari Kraeplin test yang diciptakan oleh Emil Kraeplin. 
Pauli test berbentuk selembar kertas berukuran besar yang berisi gugusan angka-angka yang tersusun secara membujur dan berbentuk jalur-jalur. Dalam test ini terdapat dua halaman bolak-balik dari kolom angka tersebut sehingga membuat test ini memiliki lebih dari 2000 angka dan persoalan yang harus dikerjakan. 
Tes pauli merupakan bentuk baterry test yaitu tes yang membutuhkan waktu dan sangat memakan tenaga. Karena klien atau peserta dituntut untuk mengerjakan test dengan cepat, tepat, serta dikejar waktu. Test pauli banyak digunakan untuk mengukur aspek kepribadian. Karena dalam mengerjakan test pauli, semakin banyak anda melakukan kesalahan dalam mengerjakan soal, menunjukkan bahwa anda adalah orang yang tidak teliti, tidak cermat, kurang hati-hati, serta kurang memiliki daya tahan terhadap stress atau tekanan dalam pekerjaan.   
Tes Pauli bertujuan untuk melihat hasil kerja yang dipengaruhi oleh: daya tahan, ketekunan, dan ketelitian. Hasil kerja merupakan fungsi dari motivasi dan kemampuan. Tes PauIi mempunyai makna yang penting karena merupakan alat diagnostik yang dapat dipercaya untuk memeriksa batas-batas perbedaan individu, mendiagnosis perbedaan kostitutif. Hal itu antara lain didapat dari hasil pemeriksaan yang menggunakan tes Pauli. Hasil itu antara lain menunjukkan bahwa daya tahan wanita lebih besar dari pria, keajegan prestasi orang desa lebih tinggi dari orang kota, dan sebagainya. Hal-hal tersebut juga menunjukkan bahwa tes Pauli bisa dimamfaatkan untuk pemahaman psikologi sosial.

B. Aspek-aspek Tes Pauli 

1) Energi Psikis (Jml): Energi psikis mengungkap besarnya potensi energi kerja, terutama ketika dibawah tekanan

2) Ketelitian dan Tanggungjawab (Be): Ketelitian dan tanggungjawab menunjukkan adanya kesediaan bertanggungjawab, teliti, kepedulian, akan tetapi dapat berarti pula mudah dipengaruhi, labil, kurang waspada

3) Kehati-hatian (Sa): Kehati-hatian menunjukkan adanya kecermatan, hati-hati, konsentrasi, kesiagaan dan kemantapan kerja terhadap pengaruh tekanan

4) Pengendalian Perasaan (Si): Pengendalian perasaan menunjukkan adanya ketenangan, penyesuaian diri, keseimbangan dan sebaliknya dapat berarti menggambarkan penuh temperamen, mudah terangsang, dan cenderung egosentris.

5) Dorongan Berprestasi (Ti): Dorongan berprestasi menggambarkan kesediaan dan kemampuan berprestasi, serta kemauan untuk mengembangkan diri. Vitalitas dan Perencanaan (TP): Vitalitas dan perencanaan menunjukkan ambisi untuk mengarahkan diri, dan mengatur kemampuan dalam mengatur tempo dan irama kerja.

C. Alasan Memilih Tes Pauli
Karena jika tes pauli dikerjakan dalam sebuah kertas menurut saya menjadi sangat tidak ergonomis dalam pengerjaannya. Disamping itu juga angka dalam tes pauli yang banyak membuat testee lama kelamaan menjadi hilang konsentrasi karena angka yang berdekatan dan banyak.


BAB II
FLOWCHART APLIKASI




BAB III
DESIGN INTERFACE

A. Tes Pauli Menggunakan Smartphone

Pekerjaan dalam mengisi tes pauli menggunakan software pada smartphone sama saja dengan cara pengisian pada tes pauli tanpa menggunakan software pada smartphone. Tetapi kelebihannya adalah kita bisa menghemat biaya tanpa harus menggunakan kertas dan alat tulis. Bisa menghemat waktu dalam pemeriksaan, dapat mengetahui hasil lebih cepat dari biasanya.

B. Input

Disaat membuka aplikasi akan muncul tampilan seperti ini, tampilan ini berisikan pengaturan dan peraturan serta tata cara dalam mengisi tes.

 


C. Proses
Kemudian kita akan mengisi beberapa pertanyaan yang terdapat pada aplikasi tersebut.

 

 D. Output

Jika kita telah selesai mengisi sesuai dengan waktu yang ditentukan, maka akan keluar hasil skor seperti dibawah ini.

 
 




























Daftar Pustaka

Agustina, N. (2018). Perkembangan peserta didik. Yogyakarta: Deepublish


Azwar, S. (2012). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
 

Calmorin, L. (2006). Statistics in education and the sciences. USA: RBS. 

Gaol, C, J. (2008). Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: Grasindo.


Wiryanto. (2004). Pengantar ilmu komunikasi. Jakarta: Grasindo. 

 

PERSONAL STYLE INVENTORY (PSI)

PERSONAL STYLE INVENTORY (PSI) Tujuan              : Untuk mengukur sosiotropi dan otonomi dalam depresi. Deskripsi         : PSI adalah...